Sejarah adalah satu detik yang lalu

FS
- Sejak SMP, aku suka dengan sejarah. Bukan sejarah manusia purba ataupun sejarah kerajaan di Indonesia. Melainkan sejarah perjalanan Republik Indonesia dengan segala lika-likunya. Kenapa kurang suka dengan sejarah manusia purba ataupun sejarah kerajaan? Jawabannya adalah bikin pusing dan tidak suka dengan sistem kerajaan. Pada awal aku suka dengan sejarah Republik Indonesia waktu sedang menelusuri profil Bung Karno. Sempat juga jadi fanboy Sukarno. Setelah sekian lama menelusuri, sampailah pada G30S/Gestok. Sejarah yang sangat menarik di mataku. Hampir tiap hari sehabis pulang sekolah pasti browsing mengenai kejadian G30S/Gestok ini. Berbagai teori dan cerita sudah kubaca. Mulai dari versi pemerintah, versi orde baru, versi sejarawan, dan versi-versi lainnya. Karena sejarah G30S/Gestok, aku mengenal ideologi Komunisme dan Sosialisme. Pernah menjadi kiri snobs (kayaknya saat aku tulis ini masih jadi snob). Apa itu snob? Snob adalah orang yang sok tahu, sok pintar, sok kaya, orang sombong lah intinya. Jejak ke snob-an ku masih ada di salah satu akun sosial mediaku walaupun rata-rata sudah aku privat. Geli cuy kalo dibaca sekarang. Tiap hari kalau gabut tuh bacanya artikel-artikel kiri/G30S. Copas terus posting di akun sendiri. Sering denial kalau anggota akar rumput PKI suka bertindak sewenang-wenang (termasuk membunuh/menculik), denial tentang keburukan pemerintahan Presiden Sukarno, suka nyalahin Pak Harto. Parah emang.

Sejak masuk SMK, kegiatanku yang baca-baca sejarah Republik Indonesia mulai menjadi jarang. Mungkin bisa seminggu sekali, sebulan sekali. Semakin jarang ketika menjalani Praktek Kerja Industri. Setelah Prakerin selesai, rasa ingin membaca sejarah semakin meningkat dan juga ingin tahu, apa saja sih ideologi yang ada di dunia? Serta negara apa saja yang memakai ideologinya? Namun tetap, sejarah politik RI masih menjadi yang paling menarik. Apalagi tahun 60-an, saat itu Indonesia sedang gencar-gencarnya ingin menjadi negara besar setara dengan Amerika dan Uni Soviet. Indonesia yang menerapkan Non-blok semakin bebas mendekati negara adidaya yang sedang mengalami perang dingin. Indonesia memilih siapa yang dapat menguntungkan. Bung Karno memilih lebih dekat dengan blok-komunis yang dianggap jika memberi bantuan tanpa embel-embel. Dan pada tahun 2020 kemarin, memutuskan untuk membuat akun instagram yang akan berisi sejarah yang baru kubaca. Sempat terlantar selama beberapa bulan. Aku ubah usernamenya dan foto profilnya. Memulai rajin posting setiap hari. Dan saat tulisan ini dipublikasikan mendapat 162 Pengikut. Situs yang aku buka untuk membaca sejarah adalah Historia.id dan juga Tirto.id. Kita hidup sering bersinggungan dengan sejarah. Jadi, Jangan sekali melupakan sejarah.

Fala Syam Fitrakhul Akbar, 29 Maret 2021