Di suatu hari yang cerah. HP Xiaomi Redmi 5A yang ku pake sejak 4/5 tahun yang lalu kembali kumat. Nge-freeze nggak bisa diapa-apain kecuali restart paksa dengan memencet tombol power selama 5-15 detik. Kalaupun beruntung bisa langsung hidup lagi, kalau nggak ya bisa nunggu setengah jam sambil pencet-pencet tombol power. Semua ini berawal karena ngecas dengan power bank. Memang power bank sialan!

Ku coba lah dengan mengganti Custom Rom, File Rom sudah siap di SD Card. Habis melakukan langkah-langkah 'wipe' yang dibutuhkan, tibalah saatnya untuk Flash ZIP File Rom-nya. Tiba-tiba error. Entah karena aku pake TWRP Tree lama atau gimana. Yang jelas file zip aman tidak corrupt. Karena begitu stress lah aku, nggak canda. Berniat hati ingin pindah rom lain dari laptop ke SD Card. Lupa juga kalau bisa MTP di TWRP. Sudah terlanjur copot Kartu SD, pindah ini itu segala keperluan. Install segala keperluan yang dibutuhkan, bisa masuk homescreen. Eh, ternyata SIM Telkomselku tidak muncul sinyal dan tidak terbaca.

“Hadeeeeehhh ini kenapa lagi”

Lupakan sinya ilang, aku coba hpku install ini itu. Mau install WhatsApp. Lha kok inget kartu Telkomselku tidak terbaca. Habis itu ketambahan HPku masih nge-freeze seperti kejadian di atas. Aku lupakan sebentar kasus nge-freeze itu. Aku install Twitter, DM akun @Telkomsel. Aku jelaskan dengan detail. Aku masukkan data-data yang diminta sama si CS. Disuruh nunggu, nanti dikabarin lagi katanya. "Udah kayak HRD aja nih si CS" pikirku saat itu. Setelah itu satu jam masih tidak ada kabar. Fix, makin mirip HRD. Persetan dengan CS Telkomsel aku cari di google penyebab kartu SIM tidak terbaca. Ubek-ubek artikel lain juga mataku tertuju pada satu titik. Kartu SIM Rusak. "Ah, masa sih rusak? Padahal kan aku copot biasa saja". Kucoba pasang SIM Telkomselku di HP lain. Masih tak terbaca, fix ini beneran rusak.

Lalu aku cari lah cara ganti kartu SIM Telkomsel. Kalau dulu aku pernah ganti SIM, butuh nyebutin 3 nomer yang sering dihubungi. Aku baca artikel di salah satu website dan sama seperti itu. Tak ambil lama karena sudah sore, sekitar jam 4 lebih waktu itu. Aku buka Google Maps, aku cek sampai jam berapa GraPARI buka. Jam 5. Ok gasss...
Sebenarnya ada GraPARI mini yang lebih dekat dibandingkan GraPARI yang akan aku tuju. Namun tempat itu entah kenapa tutup. Jadi tanpa fafifu aku langsung pergi ke GraPARI dengan kecepatan penuh.

Sampailah aku di GraPARI, jam 16:50 WIB. Sepuluh menit lagi tutup. Aku langsung masuk dan terlihat hanya ada satu pegawai dan ada satu pelanggan juga. Aku disuruh duduk terlebih dahulu. Jam 5, ada pegawai lain menanyaiku apa keluhanku sekaligus memutar tanda OPEN menjadi CLOSE. Aku ceritakan lah keluhanku, tidak ada sinyal, sim tidak terbaca padahal tadi pagi ada. 

Langsung ditanya sama mbak-mbaknya, "Bawa KTP?". 
"Bawa" ucapku saat itu. 
"Mana sini" enggak, mbaknya nggak bilang gitu.

Setelah itu, kuberikan KTPku kepada mbaknya. Di tempel lah KTPku ke mesin Layanan Mandiri GraPARI. "Wih canggih juga", ucapku dalam hati walaupun mesin itu memang ada di depanku sejak saat aku duduk. Setelah itu aku disuruh nyebutin nomer handphoneku, lalu aku disuruh menempel sidik jariku ke mesin itu.

Setelah itu mbaknya nanya, "mau sekalian isi pulsa gak?". 
Bolehlah, jawabku. 
Kuberikan uangku buat isi pulsa, mbaknya bilang 
"Ada uang pas nggak? Soalnya mesin ini harus uang pas". 
"Nggak ada mbak" ucapku. 
"Ya sudah nanti beli di konter saja" ucap mbaknya. 

Pencet-pencet, keluarlah kartu SIM baruku dari layanan mandiri itu. 

"Ini kartu barunya, kemungkinan yang lama rusak jadi di buang saja ya" ucap mbaknya menerangkan.
"Sudah mbak?" Tanyaku. 
"Sudah" ucap mbaknya.
"Terima kasih mbak" ucapku lalu keluar dari GraPARI dan pulang.

Sampai rumah aku masukkan Kartu SIM baru, dan woowww... Muncul sinyal!!! Berarti emang rusak yang tadi.

Begitulah pengalamanku mengganti SIM Rusak di GraPARI.

Siapa tahu ada yang tanya.

"Bayar atau gratis?". Gratis, tidak ada biaya tambahan, kalau pun ada biasanya akan diganti pulsa.

"Ditanyain nomer yang sering dihubungi?". Tidak.

"Secepat itu?". Ya, secepat itu.

Selain itu, akhirnya aku tahu kegunaan e-KTP yang sebenarnya di depan mataku.