cover


Rabu, 2 Maret 2022. Sempat mendengarkan space yang diadakan oleh Pandit Football. Cukup mendapatkan ilmu dan pandangan baru seputar permasalahan Ukraina-Russia dan juga seputar FIFA. Dan inilah kenapa, saya menulis artikel ini. Artikel ini murni dari bagaimana saya memandang FIFA sebagai induk olahraga sepak bola dunia, ditambah literatur yang ada dan sudah saya baca.


FIFA didirikan di Paris, Prancis pada tahun 1904. Diinisiasi oleh Robert Guerin beserta beberapa perwakilan negara lainnya. Seperti Belanda, Swiss, Prancis yang diwakili oleh Robert Guerin sendiri, Spanyol, Swedia, Belgia dan Denmark. FIFA sempat mengajak FA bergabung, asosiasi sepak bola Inggris yang lebih dahulu berdiri. Tetapi FA menolak, entah apa alasannya. Dan FA baru bergabung setahun kemudian. Sebelum itu, Inggris beserta asosiasi sepak bola Skotlandia, Irlandia Utara dan Wales mendirikan IFAB (International Football Association Board) pada tahun 1886. Yang sekarang lebih dikenal sebagai pembuat aturan sepak bola dunia. Anggota awal IFAB terdiri dari 4 anggota dan kemudian FIFA (setelah didirikan) bergabung didalamnya. Singkatnya, "Anda(pendiri FIFA) boleh membuat organisasi sepak bola dunia, tapi aturannya kita(Britania Raya) yang buat". Setiap asosiasi di Britania Raya tersebut memiliki satu hak suara sementara FIFA memiliki empat hak suara. Musyawarah IFAB harus disetujui oleh tiga perempat suara, yang diterjemahkan menjadi setidaknya enam suara. Dengan demikian, persetujuan FIFA wajib diperlukan untuk setiap keputusan IFAB. Meski begitu, FIFA sendiri tidak dapat mengubah aturan permainan sepakbola. yang perlu disepakati oleh setidaknya dua anggota asosiasi dari Britania Raya. Terdapat juga persyaratan kuorum bahwa setidaknya empat dari lima anggota, dengan salah satunya harus FIFA, harus hadir agar sebuah pertemuan dapat dilaksanakan¹. Mungkin karena alasan itulah FA akhirnya mau bergabung dengan FIFA. 


Kembali ke pembahasan FIFA, singkatan FIFA adalah Fédération Internationale de Football Association. Ya, memang menggunakan dari Bahasa Prancis. Dalam statuta FIFA pasal 17, yang lalu diratifikasi oleh negara-negara anggotanya, termuat bahwa setiap federasi sepak bola negara anggota FIFA harus bebas dari intervensi pemerintah. Artinya, dalam pasal itu dinyatakan bahwa sepak bola harus independen, harus bebas dari unsur politik, termasuk politisasi. Dan menurutku itu adalah omong kosong. FIFA lupa bahwa mereka berdiri tak terlepas dari unsur politik, dan semua perputaran di dalamnya juga tak terlepas dari unsur politik. Saya sangat yakin akan hal itu. Kembali pada tahun 1905. Tak lama setelah Inggris/FA bergabung dengan FIFA. Mereka mendesak FIFA untuk mengeluarkan Jerman dan Austria-Hongaria dari FIFA. FIFA menolak. Kemudian Inggris keluar dari FIFA. Bergabung kembali dengan FIFA tahun 1924, Inggris kembali berulah. Kali ini mereka bersitegang dengan FIFA karena isu pembayaran pemain amatir yang menjadi masalah. Dan keluar lagi dari FIFA pada tahun 1928. 


FIFA melarang anggotanya bermain sepak bola melawan negara yang bukan anggota FIFA tanpa izin dari FIFA. Dan juga melarang anggotanya bermain sepak bola dengan anggota FIFA yang terkena sanksi FIFA. Jelas itu adalah politik. FIFA membuat negara-negara anggotanya harus tunduk dan patuh pada FIFA. Mungkin ini adalah bentuk dari neo-kolonialisme, menjajah secara tidak langsung. Pendiri FIFA adalah negara-negara yang punya jejak rekam kolonialis di masa lalu dan masa itu. Swiss adalah satu-satunya pendiri FIFA yang tidak punya negara koloni, namun jika ditelisik lebih Swiss atau lebih tepatnya individu dan perusahaan Swiss pernah terlibat perdagangan budak atau menjadi tentara bayaran kolonial. Sepak bola memang bukan politik, namun cara mengorganisirnya adalah politik. Kata Pembicara di Space Pandit Football semalam.


Keputusan FIFA dan UEFA terhadap Russia mengejutkan banyak orang, tak terkecuali saya. Karena FIFA dan UEFA selalu berkampanye tentang bagaimana sepak bola tidak boleh ada politik di dalamnya. Bahkan tak segan-segan menghukum pemain, klub bahkan supporter karena membawa-bawa pesan politik ketika sepak bola sedang berlangsung. Sebegitu "anti"nya FIFA dan UEFA terhadap politik. Tiba-tiba, terdapat sebuah berita bahwa FIFA dan UEFA memutuskan Russia tidak boleh menggunakan nama, bendera, bahkan lagu kebangsaan di event FIFA dan melarang klub Russia mengikuti kompetisi Eropa, tak segan mereka juga mengeluarkan Russia dari Piala Dunia Qatar 2022. Wow, induk olahraga sebesar FIFA menghianati statutanya sendiri, bukan maen. Kalau sekadar PSSI sih tidak kaget, karena PSSI sering konsisten dengan inkonsistensinya. Keputusan FIFA tentu saja dikecam atau diprotes oleh banyak orang. Mereka tidak memberlakukan keputusan ini ketika terjadi hal yang sama di belahan dunia lain. Pada Perang Dunia II, FIFA bahkan tidak menghukum Jerman atau negara lain yang pernah invasi negara lainnya seperti mereka menghukum Russia sekarang. Semakin kesini, keberpihakan FIFA semakin jelas dan gamblang. Kepada Barat, kepada Eropa mereka berpihak. Piala Dunia adalah contoh nyata, bagaimana negara-negara Eropa memiliki jatah lolos lebih banyak ketimbang negara-negara dari Konfederasi Benua lainnya.

Perbedaan kualitas? Bukankah di dunia cara main sepak bolanya sama? 

Perbedaan anggota Konfederasi Benua? Bukankah anggota CAF lebih banyak ketimbang anggota UEFA?

Mungkin alasan pertama dipakai, namun tetap terjadi ketimpangan yang tajam. Bayangkan, anggota UEFA adalah 54 dan jatah lolos ke Piala Dunia diisi 13 Negara. Anggota CAF (Afrika) adalah 56 dan jatah lolos ke Piala Dunia hanya 5 Negara. Bagaimana negara-negara di Konfederasi Benua lainnya bisa menaikkan kualitasnya jika terjadi ketimpangan terhadap siapa yang bisa lolos Piala Dunia. Bagaimana cara mereka menaikkan kualitasnya? Belajar ke Eropa? Mengekspor pemain ke Eropa? Lagi-lagi Eropa, seakan-akan Eropa menjadi si paling sepak bola. Ya ya ya, saya tak menampik jika Negara-negara Eropa mampu berbicara banyak di Piala Dunia, namun itu karena jatah mereka lebih banyak! Piala Dunia edisi pertama yang menjadi juara adalah Uruguay. Berapa tim negara eropa yang ikut? 4. Sisanya adalah tim negara benua Amerika. Juara 1 sampai 3 diraih tim negara benua Amerika. Juara 4 diraih Yugoslavia, tim negara benua Eropa. Di Piala Dunia 1966, pernah terjadi 16 negara Afrika diboikot karena melawan aturan yang mewajibkan tim pemenang dari zona Afrika melakukan pertandingan play-off melawan salah satu pemenang dari zona Asia atau zona Oseania untuk memperebutkan sebuah tempat di putaran final Piala Dunia FIFA 1966 di Inggris. Piala Dunia sejak dulu memang sangat Eropa-sentris. Mau bilang Erosentrisme tapi agak gimana gitu, jadi sebut saja Eropa-sentris. Seakan-akan hanya Eropa lah yang menjadi si paling berkualitas memainkan sepak bola. 


Silahkan anda cari dan hitung dari semua edisi Piala Dunia, bandingkan berapa banyak negara Eropa yang mengikuti Piala Dunia dan berapa banyak negara benua lainnya yang mengikuti Piala Dunia di tiap edisi, kecuali edisi pertama 1930.


FIFA adalah alat neo-kolonialisme. Tidak pernah dan tidak akan pernah lepas dari politik.

Begitulah pandangan akhir saya terhadap FIFA.


Sekian.


¹ Jurnalis Bola. "Tentang International Football Association Board (IFAB)." Diterbitkan pada 16 Juli 2017. https://www.jurnalisbola.com/international-football-association-board-ifab/.